Langsung ke konten utama
MAAFKAN  ANAKMU,IBU

Sungguh besar jasamu,tak kuasa ku membalasnya
Beribu kata terima kasih pun tak cukup mewakilinya
Engkaulah malaikat tak bersayapku
Bahkan di usia senjamu kini, aku masih saja merepotkanmu

Bahagiamu pun sangat sederhana
Bukan saat engkau bergelimang harta
Melainkan saat melihat  anakmu meraih mimpinya
Meski mengorbankan semua yang kau punya

Aku… yang sekarang mulai melupakanmu
Entah karena sibuk mengejar mimpi atau mungkin terlena dunianya
Dahulu kau yang mengajarkan aku berbicara tapi sekarang aku mulai lupa
Mengajakmu bercengkrama walau sepatah kata

Tanpa kusadari tubuhmu sudah tak seperti dulu
Tubuh itu sekarang mulai layu digerogoti sang waktu
Namun tak ada yang berubah dari raut wajahmu
Senyummu yang selalu melekat saat melihat anakmu 

Penyesalan terbesarku pun terjadi
Saat kepulanganku dari perantauan,semuanya sudah berbeda
Sudah tak ada lagi yang menungguku di depan pintu dengan senyuman
Sekarang yang ada hanyalah rumah kosong berdebu yang tak berpenghuni

Maafkan anakmu, Ibu
Karena waktu sibukku telah menggoreskan luka dihatimu
Membiarkanmu terlarut  dalam sebuah angan


Menyeretmu ke dalam sebuah penantian, bak mendamba rembulan di siang hari

(Pamulang 06 Oktober 2017 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  MELUMRAHKAN PERILAKU ABNORMAL EREN YEAGER DALAM AOT;   PELIK TAPI REALISTIS Jika ada yang mengikuti anime Attack on Titan sedari awal, dari dimulai pertama kali rilis pada 7 April 2013 nampaknya tahun 2022 ini babak akhir anime Attack on Titan semakin terasa dekat, dan sepertinya pertarungan puncak tinggal menunggu waktu untuk  beberapa episode saja. Semakin jelas arah ending dari anime ini dan klimaks perang besar yang akan menanti. Konflik berkepanjangan, rantai kebencian yang diwariskan, peperangan yang tanpa akhir serta peran penguasa yang mendoktrin anak-anak bahwa tidak akan ada fajar selepas pekat menyelimuti semesta seolah menjadikan anime ini begitu tabu untuk dibicarakan, atau sebenarnya menjadi menarik karena terasa begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musuh sebenarnya bukanlah Titan yang selama ini memakan manusia, tetapi kebencian yang bersemayam di dalam diri manusia itu sendiri. Bukan hanya sebatas peperangan bangsa eldia melawan Marley, tetapi lebih ...
RINDU DI SELA JEDA Pagi ini aku merindukan sabtuku Kini aku telah sampai di setengah jalan Persimpangan antara impian dan kenyataaan Namun Jeda ini terlalu lama Aku takut jeda ini merubah tekad menjadi berkarat Aku takut jeda ini menambah sekat yang dekat Sore itu Senja menampakan pesonanya Aku melihat ada sesuatu yang berbeda Ada dua senja muncul pada semesta Senja yang diberikan Tuhan untuk menghangatkan raga Dan senja yang terpancar dari matanya yang memberikan kenyamanan pada jiwa Sabtu dan senja adalah alasan lain hidupku lebih berwarna Mereka tak perlu seirama Biarkan mereka berjalan dengan caranya menuju satu muara ( Pondok Pinang, 29 Juli 2018 )
PERBINCANGAN SEMESTA DI PANTURA SAMPAI IBU KOTA (Oleh Wisnu Adi Pratama) Jarum jam terus berdetak, langkah manusia terus bergerak, setiap sudit Bumi mulai retak. Dunia memang terlalu cepat bergerak sementara kita yang begitu kecil ini terlalu sibuk sendiri untuk beranjak. Sibuk memenuhi ambisi, sibuk bermimpi, sibuk mengejar yang tak pasti, hingga sibuk untuk sekadar menyibukan diri. Bergerak dari satu sisi ke sisi lain untuk kesenangan diri atau mungkin untuk penghidupan diri. Hari itu, sabtu adalah akhir dari liburan lebaran di kampung halaman. Rasanya baru kemarin pulang, tapi keadaan harus membawa kembali beranjak meneruskan petualangan. Pagi itu, seperti biasa terbangun lebih awal dari biasanya, bahkan Ibuku sudah terbangun sebelum jam 03.00 untuk menyiapkan dagangannya. Desa ini memang tak pernah diam, bahkan para ayam pun malu tuk bernyanyi di pagi hari. Setelah shalat subuh, kaki mulai berjalan kepada sudut paling barat Desa yaaitu tempat tak ...