Langsung ke konten utama
MAAFKAN  ANAKMU,IBU

Sungguh besar jasamu,tak kuasa ku membalasnya
Beribu kata terima kasih pun tak cukup mewakilinya
Engkaulah malaikat tak bersayapku
Bahkan di usia senjamu kini, aku masih saja merepotkanmu

Bahagiamu pun sangat sederhana
Bukan saat engkau bergelimang harta
Melainkan saat melihat  anakmu meraih mimpinya
Meski mengorbankan semua yang kau punya

Aku… yang sekarang mulai melupakanmu
Entah karena sibuk mengejar mimpi atau mungkin terlena dunianya
Dahulu kau yang mengajarkan aku berbicara tapi sekarang aku mulai lupa
Mengajakmu bercengkrama walau sepatah kata

Tanpa kusadari tubuhmu sudah tak seperti dulu
Tubuh itu sekarang mulai layu digerogoti sang waktu
Namun tak ada yang berubah dari raut wajahmu
Senyummu yang selalu melekat saat melihat anakmu 

Penyesalan terbesarku pun terjadi
Saat kepulanganku dari perantauan,semuanya sudah berbeda
Sudah tak ada lagi yang menungguku di depan pintu dengan senyuman
Sekarang yang ada hanyalah rumah kosong berdebu yang tak berpenghuni

Maafkan anakmu, Ibu
Karena waktu sibukku telah menggoreskan luka dihatimu
Membiarkanmu terlarut  dalam sebuah angan


Menyeretmu ke dalam sebuah penantian, bak mendamba rembulan di siang hari

(Pamulang 06 Oktober 2017 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA LAIN MENIKMATI LUKA DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M DAHLAN Seseorang dapat berubah kapan pun, dan dia akan menyadari apa yang akan menjadi keputusannya menjelang kematiannya. Meskipun ada beberapa dari mereka yang meninggal sebelum merubahnya. Semalaman saya membaca buku ini. Buku berjudul "Tuhan, izinkan ku menjadi pelacur!" karya Muhidin M Dahlan atau akrab dipanggil Gusmuh. Buku ini merupakan fiksi yang bahan bakunya sepenuhnya diambil dari kisah nyat a dan wawancara mendalam beberapa pekan. Menurut saya novel ini bisa dikaji lebih dalam dengan menggunakan kajian feminisme, psikologi sastra, sosiologi satra, karena ini cukup menarik untuk dikaji lebih dalam. "Setiap pengarang adalah pembohong; Tapi kebohongan mereka adalah kebohongan yang kreatif, kebohongan yang dinikmati. Bukan kebohongan sebagaimana terdefinisi dalam Kredo teologi yang harus disundut dengan dosa dan ancaman neraka." - Muhidin M Dahlan kepada pembacanya. Di b
  APALAH ARTI SEBUAH NAMA , YANG TERPENTING BERAGAMA DENGAN JENAKA ALA PAMAN TAT Ilustrasi oleh @Hujandiberanda   Jauh sebelum maraknya drama korea yang tengah digemari oleh sebagian warga negara Indonesia belakangan ini. Di era 90-an sampai awal 2000-an, sejatinya bangsa Indonesia sudah sangat gemar menonton film-film dari asia; terutama Hong kong dan China. Untuk anak-anak yang terlahir di masa 90-an, hari libur mereka penuh dengan tontonan dari dunia perfilman hong kong—yang kebanyakan bertemakan kunfu atau shoalin. Film-film Asia timur ini melahirkan aktor-aktor yang melekat di benak warga Indonesia, di antaranya film-film yang terbaik sepanjang masa yang menemani waktu lliburan sekolah, seperti Shaolin Popeye (1994), Trouble Maker (1995), Ten Brother (1995) , hingga Shaolin Soccer (2001) yang memulai abad 21-an dan banyak film mandarin lai n nya. Selain film mandarin yang digemari, aktor-aktor pemeran pun taka kalah luput dari bomingnya film mandarin di Indonesia. Se
RINDU DI SELA JEDA Pagi ini aku merindukan sabtuku Kini aku telah sampai di setengah jalan Persimpangan antara impian dan kenyataaan Namun Jeda ini terlalu lama Aku takut jeda ini merubah tekad menjadi berkarat Aku takut jeda ini menambah sekat yang dekat Sore itu Senja menampakan pesonanya Aku melihat ada sesuatu yang berbeda Ada dua senja muncul pada semesta Senja yang diberikan Tuhan untuk menghangatkan raga Dan senja yang terpancar dari matanya yang memberikan kenyamanan pada jiwa Sabtu dan senja adalah alasan lain hidupku lebih berwarna Mereka tak perlu seirama Biarkan mereka berjalan dengan caranya menuju satu muara ( Pondok Pinang, 29 Juli 2018 )