Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019
PERBINCANGAN SEMESTA DI PANTURA SAMPAI IBU KOTA (Oleh Wisnu Adi Pratama) Jarum jam terus berdetak, langkah manusia terus bergerak, setiap sudit Bumi mulai retak. Dunia memang terlalu cepat bergerak sementara kita yang begitu kecil ini terlalu sibuk sendiri untuk beranjak. Sibuk memenuhi ambisi, sibuk bermimpi, sibuk mengejar yang tak pasti, hingga sibuk untuk sekadar menyibukan diri. Bergerak dari satu sisi ke sisi lain untuk kesenangan diri atau mungkin untuk penghidupan diri. Hari itu, sabtu adalah akhir dari liburan lebaran di kampung halaman. Rasanya baru kemarin pulang, tapi keadaan harus membawa kembali beranjak meneruskan petualangan. Pagi itu, seperti biasa terbangun lebih awal dari biasanya, bahkan Ibuku sudah terbangun sebelum jam 03.00 untuk menyiapkan dagangannya. Desa ini memang tak pernah diam, bahkan para ayam pun malu tuk bernyanyi di pagi hari. Setelah shalat subuh, kaki mulai berjalan kepada sudut paling barat Desa yaaitu tempat tak
SALAM HANGAT  DARI SANG MENTARI Mentari kali ini membelah diri Senyumannya merekah sampai menyilaukan mata para perindu yang tak tahu diri Perlahan Mentari menyentuh setiap sudut Desa  Hingga tempat yang tak lagi sepi di muara keabadian suci Pagi itu, dapat salam dari Gunung kumbang yang bertopikan awan Untuk aku dan warga yang berjarak dari Embung tempat berpijak Di sini,  di tempat ini,  Seorang anak berjalan dengan mimpi yang membumbung tinggi sampai menembus Lazuardi Pagi adalah hal paling indah sebelum segala amarah dan dosa dinikmati lisan yang tak disadari.  Sebelum tangan dan kaki bergerak sesuka hati Sebelum nafsu duniawi mencumbui setiap insan yang jarang menoleh pada Semesta yang megah ini Sampai bertemu di lain hari, dengan rindu yang tak kunjung terobati  Dan rasa yang terus menggerogoti. (Cikeusal,  9 Juni 2019)