Langsung ke konten utama
KERINDUAN AKAN  SOSOK BAPAK PLURALISME
( Oleh Pratamawisnuadi )

Gus, bolehkan aku berkeluh kesah akan negeri ini sepeninggalmu
Andai kau dapat melihat Negeriku kini, pastinya kau akan sangat sedih
Mengapa Negeriku kini semrawut adanya ?
Mengapa semakin sedikit sosok yang sepertimu?
Sosok yang mampu cinta akan ibu pertiwi dan juga penegak agama Ilahi

Lihatlah...Sekarang
Mereka mengatasnamakan agama sebagai alat untuk berkuasa
Mereka mecaci dan menebar kebencian dengan mengatasnamakan Tuhan

Hanya karena sedikit beda buat mereka buta
Dengan mudahnya mereka mengKAFIRkan atau meLIBERALkan sesamanya
Mungkin sebenarnya engkau sudah dapat membaca fenomena negeri ini
Sehingga engkau tanamkan pada kami tentang plularisme sedari dini

Gus, Sungguh kami rindu akan sosokmu yang menyejukkan
Sosok yang terbuka bagi siapa saja yang merasa terluka tanpa harus mempertanyakan latar belakangnya

Gus, bolehkan aku tuangkan kerinduanku dalam bait sederhana ini
Kerinduan akan sosok bapak pluralisme ibu pertiwi
Tuhan memang adil, Dia mengambil orang yang kami sayangi
Agar kami dapat belajar dari sesuatu yang ia tinggalkan
Tapi bolehkah kami sedikit mengeluh , bahwa tak ada yang benar-benar merasa baik setelah kehilangan

Wr Buncit, 24 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  MELUMRAHKAN PERILAKU ABNORMAL EREN YEAGER DALAM AOT;   PELIK TAPI REALISTIS Jika ada yang mengikuti anime Attack on Titan sedari awal, dari dimulai pertama kali rilis pada 7 April 2013 nampaknya tahun 2022 ini babak akhir anime Attack on Titan semakin terasa dekat, dan sepertinya pertarungan puncak tinggal menunggu waktu untuk  beberapa episode saja. Semakin jelas arah ending dari anime ini dan klimaks perang besar yang akan menanti. Konflik berkepanjangan, rantai kebencian yang diwariskan, peperangan yang tanpa akhir serta peran penguasa yang mendoktrin anak-anak bahwa tidak akan ada fajar selepas pekat menyelimuti semesta seolah menjadikan anime ini begitu tabu untuk dibicarakan, atau sebenarnya menjadi menarik karena terasa begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musuh sebenarnya bukanlah Titan yang selama ini memakan manusia, tetapi kebencian yang bersemayam di dalam diri manusia itu sendiri. Bukan hanya sebatas peperangan bangsa eldia melawan Marley, tetapi lebih ...
PERBINCANGAN SEMESTA DI PANTURA SAMPAI IBU KOTA (Oleh Wisnu Adi Pratama) Jarum jam terus berdetak, langkah manusia terus bergerak, setiap sudit Bumi mulai retak. Dunia memang terlalu cepat bergerak sementara kita yang begitu kecil ini terlalu sibuk sendiri untuk beranjak. Sibuk memenuhi ambisi, sibuk bermimpi, sibuk mengejar yang tak pasti, hingga sibuk untuk sekadar menyibukan diri. Bergerak dari satu sisi ke sisi lain untuk kesenangan diri atau mungkin untuk penghidupan diri. Hari itu, sabtu adalah akhir dari liburan lebaran di kampung halaman. Rasanya baru kemarin pulang, tapi keadaan harus membawa kembali beranjak meneruskan petualangan. Pagi itu, seperti biasa terbangun lebih awal dari biasanya, bahkan Ibuku sudah terbangun sebelum jam 03.00 untuk menyiapkan dagangannya. Desa ini memang tak pernah diam, bahkan para ayam pun malu tuk bernyanyi di pagi hari. Setelah shalat subuh, kaki mulai berjalan kepada sudut paling barat Desa yaaitu tempat tak ...
    Kemarin, Hari ini dan Esok Hari dalam Hidup yang Begitu Singkat. “Mimpi seorang anak manusia tidak ada akhirnya”. Itu adalah kalimat yang saya percayai sekarang. Berbicara tentang mimpi, tentu saja setiap anak memiliki mimpi yang berbeda,mimpi masa kecil adalah harta yang berharga dan begitu menyenangkan ketika diucapkan. Tidak heran jika mimpi-mimpi anak kecil begitu tinggi dan serasa seperti mudah sekali untuk didapati. Terlahir di sebuah desa kecil bernama Cikeusal yang terletak di kaki Gunung Kumbang, saya hidup seperti anak-anak pada umumnya. Suatu ketika saat berusia delapan tahun, di sebuah kelas seorang guru menanyakan mimpi dan cita-cita kami waktu itu. Di saat anak-anak lain menjawab ingin menjadi dokter, pilot atau bahkan Presiden, tapi saya menjawab ingin menjadi seorang penulis. Ada beberapa teman saya yang menertawakannya.  Entahlah pada waktu itu mungkin teman-teman saya berfikir bahwa seorang penulis itu hanya orang yang bisa menulis, seperti me...