Langsung ke konten utama
WAJAH IBU PERTIWI KINI
(Oleh Wisnu Adi Pratama)

Aku  mengira  ini  semua  hanya  karena  PILKADA
Selepasnya  semua  akan  seperti  semua
Dimana  orang-orang  dapat  berdampingan  tanpa  takut ditanya  tentang  suku  dan  agamanya

Namun  ternyata  aku  salah
Masing-masing  dari  mereka  telah  menjadi  orang  yang  berbeda
Yang  tadinya berdekatan  jadi  berjauhan
Yang tadinya  teman  sepermainan  kini  bermusuhan
Pemikiran  mereka  sudah  terkontaminasi  politik  buta

Mereka  yang  terlalu  pragmatik  mengatasnamakan agama, padahal apakah benar  ini  semua  demi  agama ?
Mereka  yang  terus  berteriak  cinta  akan  NKRI  tetapi  apakah benar  ini  semua  demi  Ibu Pertiwi?

Semenjak  keresahanku  melihat  sosial  media
Ketika  penebar  kebencian ada  dimana-mana
Fitnah dan Intoleransi  jadi  hal yang lumrah  adanya

Inilah  potret  kejamnya  politik  yang  telah  merubah  jiwa-jiwa  yang  suci  menjadi  teracuni
Inilah  wajah  Ibu Pertiwi kini
Yang  terus  meneteskan  air  mata  karena  ulah  segelintir  anak  bangsa
Inilah wajah  Ibu  Pertiwi  kini
Yang  penuh  luka  akibat  orang-orang  yang  durjana  demi kepentingannya

(Podok Pinang, 06 November 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  MELUMRAHKAN PERILAKU ABNORMAL EREN YEAGER DALAM AOT;   PELIK TAPI REALISTIS Jika ada yang mengikuti anime Attack on Titan sedari awal, dari dimulai pertama kali rilis pada 7 April 2013 nampaknya tahun 2022 ini babak akhir anime Attack on Titan semakin terasa dekat, dan sepertinya pertarungan puncak tinggal menunggu waktu untuk  beberapa episode saja. Semakin jelas arah ending dari anime ini dan klimaks perang besar yang akan menanti. Konflik berkepanjangan, rantai kebencian yang diwariskan, peperangan yang tanpa akhir serta peran penguasa yang mendoktrin anak-anak bahwa tidak akan ada fajar selepas pekat menyelimuti semesta seolah menjadikan anime ini begitu tabu untuk dibicarakan, atau sebenarnya menjadi menarik karena terasa begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musuh sebenarnya bukanlah Titan yang selama ini memakan manusia, tetapi kebencian yang bersemayam di dalam diri manusia itu sendiri. Bukan hanya sebatas peperangan bangsa eldia melawan Marley, tetapi lebih ...
PERBINCANGAN SEMESTA DI PANTURA SAMPAI IBU KOTA (Oleh Wisnu Adi Pratama) Jarum jam terus berdetak, langkah manusia terus bergerak, setiap sudit Bumi mulai retak. Dunia memang terlalu cepat bergerak sementara kita yang begitu kecil ini terlalu sibuk sendiri untuk beranjak. Sibuk memenuhi ambisi, sibuk bermimpi, sibuk mengejar yang tak pasti, hingga sibuk untuk sekadar menyibukan diri. Bergerak dari satu sisi ke sisi lain untuk kesenangan diri atau mungkin untuk penghidupan diri. Hari itu, sabtu adalah akhir dari liburan lebaran di kampung halaman. Rasanya baru kemarin pulang, tapi keadaan harus membawa kembali beranjak meneruskan petualangan. Pagi itu, seperti biasa terbangun lebih awal dari biasanya, bahkan Ibuku sudah terbangun sebelum jam 03.00 untuk menyiapkan dagangannya. Desa ini memang tak pernah diam, bahkan para ayam pun malu tuk bernyanyi di pagi hari. Setelah shalat subuh, kaki mulai berjalan kepada sudut paling barat Desa yaaitu tempat tak ...
    Kemarin, Hari ini dan Esok Hari dalam Hidup yang Begitu Singkat. “Mimpi seorang anak manusia tidak ada akhirnya”. Itu adalah kalimat yang saya percayai sekarang. Berbicara tentang mimpi, tentu saja setiap anak memiliki mimpi yang berbeda,mimpi masa kecil adalah harta yang berharga dan begitu menyenangkan ketika diucapkan. Tidak heran jika mimpi-mimpi anak kecil begitu tinggi dan serasa seperti mudah sekali untuk didapati. Terlahir di sebuah desa kecil bernama Cikeusal yang terletak di kaki Gunung Kumbang, saya hidup seperti anak-anak pada umumnya. Suatu ketika saat berusia delapan tahun, di sebuah kelas seorang guru menanyakan mimpi dan cita-cita kami waktu itu. Di saat anak-anak lain menjawab ingin menjadi dokter, pilot atau bahkan Presiden, tapi saya menjawab ingin menjadi seorang penulis. Ada beberapa teman saya yang menertawakannya.  Entahlah pada waktu itu mungkin teman-teman saya berfikir bahwa seorang penulis itu hanya orang yang bisa menulis, seperti me...