Langsung ke konten utama
WAJAH IBU PERTIWI KINI
(Oleh Wisnu Adi Pratama)

Aku  mengira  ini  semua  hanya  karena  PILKADA
Selepasnya  semua  akan  seperti  semua
Dimana  orang-orang  dapat  berdampingan  tanpa  takut ditanya  tentang  suku  dan  agamanya

Namun  ternyata  aku  salah
Masing-masing  dari  mereka  telah  menjadi  orang  yang  berbeda
Yang  tadinya berdekatan  jadi  berjauhan
Yang tadinya  teman  sepermainan  kini  bermusuhan
Pemikiran  mereka  sudah  terkontaminasi  politik  buta

Mereka  yang  terlalu  pragmatik  mengatasnamakan agama, padahal apakah benar  ini  semua  demi  agama ?
Mereka  yang  terus  berteriak  cinta  akan  NKRI  tetapi  apakah benar  ini  semua  demi  Ibu Pertiwi?

Semenjak  keresahanku  melihat  sosial  media
Ketika  penebar  kebencian ada  dimana-mana
Fitnah dan Intoleransi  jadi  hal yang lumrah  adanya

Inilah  potret  kejamnya  politik  yang  telah  merubah  jiwa-jiwa  yang  suci  menjadi  teracuni
Inilah  wajah  Ibu Pertiwi kini
Yang  terus  meneteskan  air  mata  karena  ulah  segelintir  anak  bangsa
Inilah wajah  Ibu  Pertiwi  kini
Yang  penuh  luka  akibat  orang-orang  yang  durjana  demi kepentingannya

(Podok Pinang, 06 November 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA LAIN MENIKMATI LUKA DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M DAHLAN Seseorang dapat berubah kapan pun, dan dia akan menyadari apa yang akan menjadi keputusannya menjelang kematiannya. Meskipun ada beberapa dari mereka yang meninggal sebelum merubahnya. Semalaman saya membaca buku ini. Buku berjudul "Tuhan, izinkan ku menjadi pelacur!" karya Muhidin M Dahlan atau akrab dipanggil Gusmuh. Buku ini merupakan fiksi yang bahan bakunya sepenuhnya diambil dari kisah nyat a dan wawancara mendalam beberapa pekan. Menurut saya novel ini bisa dikaji lebih dalam dengan menggunakan kajian feminisme, psikologi sastra, sosiologi satra, karena ini cukup menarik untuk dikaji lebih dalam. "Setiap pengarang adalah pembohong; Tapi kebohongan mereka adalah kebohongan yang kreatif, kebohongan yang dinikmati. Bukan kebohongan sebagaimana terdefinisi dalam Kredo teologi yang harus disundut dengan dosa dan ancaman neraka." - Muhidin M Dahlan kepada pembacanya. Di b
  APALAH ARTI SEBUAH NAMA , YANG TERPENTING BERAGAMA DENGAN JENAKA ALA PAMAN TAT Ilustrasi oleh @Hujandiberanda   Jauh sebelum maraknya drama korea yang tengah digemari oleh sebagian warga negara Indonesia belakangan ini. Di era 90-an sampai awal 2000-an, sejatinya bangsa Indonesia sudah sangat gemar menonton film-film dari asia; terutama Hong kong dan China. Untuk anak-anak yang terlahir di masa 90-an, hari libur mereka penuh dengan tontonan dari dunia perfilman hong kong—yang kebanyakan bertemakan kunfu atau shoalin. Film-film Asia timur ini melahirkan aktor-aktor yang melekat di benak warga Indonesia, di antaranya film-film yang terbaik sepanjang masa yang menemani waktu lliburan sekolah, seperti Shaolin Popeye (1994), Trouble Maker (1995), Ten Brother (1995) , hingga Shaolin Soccer (2001) yang memulai abad 21-an dan banyak film mandarin lai n nya. Selain film mandarin yang digemari, aktor-aktor pemeran pun taka kalah luput dari bomingnya film mandarin di Indonesia. Se
RINDU DI SELA JEDA Pagi ini aku merindukan sabtuku Kini aku telah sampai di setengah jalan Persimpangan antara impian dan kenyataaan Namun Jeda ini terlalu lama Aku takut jeda ini merubah tekad menjadi berkarat Aku takut jeda ini menambah sekat yang dekat Sore itu Senja menampakan pesonanya Aku melihat ada sesuatu yang berbeda Ada dua senja muncul pada semesta Senja yang diberikan Tuhan untuk menghangatkan raga Dan senja yang terpancar dari matanya yang memberikan kenyamanan pada jiwa Sabtu dan senja adalah alasan lain hidupku lebih berwarna Mereka tak perlu seirama Biarkan mereka berjalan dengan caranya menuju satu muara ( Pondok Pinang, 29 Juli 2018 )